Orang pesimis melihat kesulitan dalam setiap
Winston Churchill
kesempatan. Orang optimis
melihat peluang dalam setiap kesempatan.
Alkisah seorang anak bernama Boy yang lahir dari sepasang suami istri yang telah menikah selama belasan tahun. Boy menjadi permata bagi kehidupan rumah tangga pasangan tersebut. Ketika boy berusia 2 tahun, di suatu pagi saat si suami akan berangkat kerja, ia melihat sebotol obat yang terbuka.
Berhubung dia sudah telat ke kantor, ia akhirnya meminta istrinya untuk menutup botol tersebut dan menyimpannya di lemari. Ketika itu istrinya sedang kewalahan di dapur dan melupakan apa yang diperintahkan oleh suaminya. Boy melihat botol itu dan merasa tertarik dengan botol yang berwarna tersebut kemudian ia meminumnya sampai habis. Boy pun pingsan dan dilarikan secepatnya oleh si istri ke rumah sakit, namun ternyata tidak terselamatkan.
Sang istri terkejut, ia ketakutan bagaimana menghadapi suaminya. Ketika suaminya tiba di rumah sakit dan melihat anaknya yang meninggal, dia melihat istrinya dan mengungkapkan hanya tiga kata. Apa saja ketiga kata tersebut ? Suaminya hanya berkata “Saya bersamamu, sayang”. Reaksi tidak terduga dari suaminya ini adalah sebuah perilaku proaktif. Anak mereka sudah meninggal dan tidak mungkin hidup lagi. Tidak ada gunanya menyalahkan istrinya, selain itu jika tadi dia mau meluangkan waktunya untuk menyimpan botol itu, kejadian ini tidak mungkin terjadi.
Tidak ada yang perlu disalahkan. Istrinya juga kehilangan anaknya satu-satunya. Yang ia butuhkan saat ini adalah penghiburan dan rasa simpati dari suaminya, dan itulah yang diberikan oleh suaminya saat ini.Jika setiap orang dapat melihat hidup dengan prespektif seperti ini, maka akan semakin sedikit masalah di dunia ini. “Langkah ribuan mil, dimulai dengan langkah pertama.” Lepaskan semua rasa iri, cemburu, marah, keegoisan, dan ketakutan anda lalu anda akan menemukan bahwa sebenarnya masalah itu tidak sesulit yang anda bayangkan. Hal yang dapat kita petik dari cerita di atas adalah kadang kita menghabiskan banyak waktu mencari siapa yang bertanggung jawab ataupun siapa yang dapat disalahkan, baik dalam hubungan pribadi ataupun urusan pekerjaan.
Sesungguhnya dengan cara ini, hubungan yang ada akhirnya menjadi kehilangan kehangatannya.