A leader is one who knows the way, goes the way, and shows the way
John C maxwell
FOKUS MENCARI SOLUSI
Ugene F. Kranz lahir pada 17 Agustus 1933 dan menjabat sebagai Direktur Penerbangan NASA untuk program-program Gemini dan Apollo, termasuk pendaratan dibulan oleh Apollo 11 dan misi Apollo 13.
Eugene Kranz membawa beban berat selama beberapa hari setelah kejadian tersebut dan membuatnya harus bertanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan yang harus seakurat mungkin.
Hal ini juga harus dilakukan di tengah sempitnya waktu demi aksi penyelamatan para astronot yang nasibnya ada di bawah setiap keputusan sang direktur NASA tersebut.
Orang-orang cerdas dan para ahli di NASA mulai mengalami kepanikan dalam situasi kritis yang tengah dihadapi. Dalam momen tersulit tersebut, Eugene Kranz dengan tenang dan tegas mengatakan: “Mari kita selesaikan masalah ini!”
Eugene Kranz mengarahkan semua tim NASA untuk berkonsentrasi pada setiap hal yang dapat mereka lakukan. Setiap tindakan harus dilakukan dengan cepat dan tentu saja dengan tepat serta akurat.
Sang direktur sadar bahwa pengambilan keputusan yang salah – sedikit saja, akan berakibat fatal dan hanya nama-nama para astronot saja yang akan kembali ke bumi dan dikenang. Dikenang sebagai orang-orang yang pernah melakukan misi luar angkasa dan mengalami kegagalan kembali ke bumi, di saat genting dan krisis inilah momen kepemimpinanmuncul dan para pemimpin terlihat sosok aslinya sebagai pemimpin hebat yang membangun kerja sama tim dan membakar semangat para anggotanya.
sang komandan misi melaporkan situasi pesawat. “Oksigen berkurang dengan cepat”, “pesawat kita kehilangan daya”, “alat pengatur karbondioksida rusak”, “hampir semua alat di pesawat ini tidak ada yang berfungsi.”
Jika Anda adalah Jim, Fred, dan Jack yang terjebak dalam pesawat naas itu, bagaimana respon Anda? Panik! Jelas. Dan itulah yang terjadi. Selama beberapa saat semua orang membeku, bingung tidak tahu harus berbuat apa. Ketakutan merasuki perasaan mereka, “kita akan mati disini”.
Ditengah kepanikan itu, Gene Kranz, sang flight director di mission control bumi, mengajukan sebuah pertanyaan, “apa yang kamu punya di pesawat yang masih bekerja dengan baik?”. Pertanyaan sederhana itu membalikkan keadaan. Jika sebelumnya semua orang, baik
astronot yang ada di pesawat atau tim flight control yang ada di bumi fokus pada masalah yang mereka alami, maka pertanyaan Gene Kranz membuat mereka fokus mencari solusi.
Ide liar terbesit. Sadar bahwa Lunar Module (bagian dari pesawat yang bisa dilepas dari pesawat utama untuk digunakan para astronot mendarat di bulan) masih bisa berfungsi dengan baik, maka mereka memutuskan untuk memanfaatnya sebagai kendaraan untuk kembali ke bumi.
Setelah menghitung jalur trajectory terbaik menuju bumi, mereka menyimpulkan bahwa jika mereka cukup efisien menggunakan thrust (daya dorong untuk menyetir arah laju) dari Lunar Module, maka mereka bisa memanfaatkan daya gravitasi bumi untuk membawa
mereka pulang. Bagaimana dengan masalah oksigen? Para astronot berhasil menemukan cara untuk mengkanibal beberapa komponen pesawat untuk dijadikan alat yang bisa memfilter kadar karbondioksida dan menjaga agar asupan oksigen cukup selama perjalanan pada jam 12 siang, tanggal 17 April 1970, Lunar Module Apollo 13 memasuki atmosfir bumi dan mendarat di lautan pasifik selatan. Ketiga astronot selamat.