Si Perenang yang Tidak Pernah Merasa Puas

May 2018

Venny Pratiwi
Odoo Members

THE BOY WHO LEARNED TO SWIM

Seorang anak laki-laki ingin belajar berenang
Orangtuanya membawanya ke kolam renang lokal dan mendaftarkannya  untuk balajar dengan seorang instruktur.
Setelah beberapa minggu, dia telah belajar dasar-dasar berenang dan melakukan beberapa gaya, melaju beberapa meter sebelum berhenti.
Orangtuanya bersorak dan bertepuk tangan.
Tapi dia berpikir bahwa dia bisa melakukan yang lebih baik.
Jadi dia terus mengikuti kelas berenang dan setelah beberapa minggu lagi, dia bisa berenang menyebrangi kolam kecil tempatnya belajar
Orangtuanya bersorak dan bertepuk tangan.
Tapi dia berpikir bahwa dia bisa melakukan yang lebih baik.
Dia terus berlatih dan setelah beberapa bulan dia bisa berenang sepanjang kolam utama.
Orangtuanya bersorak dan bertepuk tangan.
Tapi dia berpikir bahwa dia bisa melakukan yang lebih baik.
Dia terus berlatih dan akhirnya bisa berbelok dan berenang ke arah sebaliknya. Setelah beberapa bulan lagi, dia bisa menyelesaikan beberapa putaran kolam dalam sekali usaha.
Orangtuanya bersorak dan bertepuk tangan.
Tapi dia berpikir bahwa dia bisa melakukan yang lebih baik.
Dia mulai mengikuti kompetisi berenang dan akhirnya memenangkan balapan bertamanya.
Orangtuanya bersorak dan bertepuk tangan.
Tapi dia berpikir bahwa dia bisa melakukan yang lebih baik.
Dia pergi ke laut dan berenang dari pantai ke dermaga yang jaraknya beberapa ratus meter.
Orangtuanya bersorak dan bertepuk tangan.
Tapi dia berpikir bahwa dia bisa melakukan yang lebih baik.
Dia mengikuti perlombaan lautan yang panjangnya beberapa kilometer dan menang pada percobaan pertama.
Orangtuanya bersorak dan bertepuk tangan.
Tapi dia berpikir bahwa dia bisa melakukan yang lebih baik.
Jadi dia berdiri di pantai dan memandangi lautan, memandang kejauhan.
Dia bertanya-tanya apa batas dari apa yang bisa ia capai dan apakah dia sudah mencapai semuanya.
Dan dia menginginkan sesuatu yang lebih besar dan mengatur rencana bagaimana cara menggapainya.
Kita semua adalah anak laki-laki itu.
Kita semua punya keterampilan dasar dalam sesuatu. 
Jangan berhenti disitu,
Mari mulai dari keterampilan dasar menjadi kompeten.
Dari kompeten menjadi baik.
Dari baik menjadi hebat.
Dari hebat menjadi ahli.
Dari ahli menjadi kelas dunia.
Lihatlah ke cakrawala, bermimpilah yang besar dan temukan cara untuk menjadi luar biasa.